Ayat-Ayat Gempa

Oct 14, 2009
Posted by Kosasih

Ayat-Ayat Gempa

Tidak ada yang kebetulan. Semua ada dalam skenario Allah. Kalau kita hubung-hubungkan, itulah bagian ikhtiar kita untuk memahami “pesan” Allah dengan menurunkan gempa atau musibah itu.

Tadz, udah terima SMS kayak gini blom?

Soal jam 17:16 waktu gempa Padang dengan QS. 17:16, Al-Isra ayat 16 ya… Sudah.

Yang ustadz versinya bagaimana…?

A qur'an from the 9th century. It is an allege...Image via Wikipedia

Yang barusan ane terima, begini… “Subhanallah, gempa di Jogja 5:55, Tasik jam 15:4, gempa Padang 17:16, gempa susulan 17:58. Esoknya gempa Jambi pkl. 8:52, coba lihat Al-Quran surat dan ayat sesuai jam2 tsb….”

Udah dicek, Tadz…?

Sudah. Yuk kita buka lagi sama-sama. Terjemahan ayatnya begini…

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

[5:55] Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).

وَمَا أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ إِلاَّ وَلَهَا كِتَابٌ مَّعْلُومٌ

[15:4] Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.

وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيراً

[17:16] Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta'ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

وَإِن مَّن قَرْيَةٍ إِلاَّ نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَاباً شَدِيداً كَانَ ذَلِك فِي الْكِتَابِ مَسْطُوراً

[17:58] Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ كَفَرُواْ بِآيَاتِ اللّهِ فَأَخَذَهُمُ اللّهُ بِذُنُوبِهِمْ إِنَّ اللّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ

[8:52] (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.

Artinya, gempa-gempa itu adzab atau siksaan dari Allah dong…?

Dalam obrolan kita sebelumya disebutkan, gempa itu bisa merupakan adzab, peringatan, juga ujian. Adzab bagi yang durhaka. Peringatan bagi yang khilaf biar memperbaiki diri. Ujian bagi mukminin biar meningkatkan ketakwaan atau amal salehnya. Kalau rujukannya ayat-ayat tadi, jelas salah satu “fungsi” gempa atau bencana itu adalah siksaan bagi mereka yang durhaka, ingkar kepada Allah. Tapi, apakah orang-orang Tasik, Padang, Jambi, dan lainnya demikian durhakanya kepada Allah sehingga diberi siksa berupa gempa? Wallahu a’lam.

Tapi tadz, apakah jam-jam gempa dengan ayat-ayat Quran itu dihubung-hubungkan, kebetulan gitu…?

Tidak ada yang kebetulan. Semua ada dalam skenario Allah. Kalau kita hubung-hubungkan, itulah bagian ikhtiar kita untuk memahami “pesan” Allah dengan menurunkan gempa atau musibah itu. Itu pula kasih sayang-Nya bagi kita, agar kita insyaf, tobat, lebih dekat dengan Allah, lebih saleh, dan tidak mengingkari syariat-Nya.

Apa semua jam gempa terkait dengan ayat Quran?

Semua terkait, karena semuanya Allah yang atur. Allah Pengatur Semesta Alam. Namun, ada yang eksplisit terkait langsung, ada juga yang tidak. Misalnya, gempa terbaru, tanggal 8 Oktober lalu di Barat Laut Tahuna, Sulut, jam 4:41.

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَـؤُلاء شَهِيداً

[4:41] Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu299).

Yang jelas, semua gempa atau musibah ‘kan kehendak Allah. Dia sudah menyatakan kehendaknya dalam wahyu-Nya, Al-Quran.

Ustadz sendiri memahami ayat-ayat gempa itu gimana?

Sekali lagi, gempa itu kasih sayang Allah, utamanya bagi kita yang tidak jadi korban. Kasih sayang Allah bagi para pemimpin bangsa ini, agar mendekat kepada Allah, tobat, dan jangan lagi mengabaikan syariat-Nya. Bangsa ini mayoritas umat Islam. Tapi, apakah ada Islam di negeri ini? Apakah Islam sudah menjadi pedoman hidup umat Islam? Coba ente buka buku pelajaran, sumber dari segala sumber hukum di Indonesia apa….? Bukan Islam ‘kan? Mungkin, keislaman negeri ini hanya terlihat dari banyaknya masjid dan kata ‘Islam’ di kolom agama KTP. Negeri ini sudah merdeka 64 tahun, tapi hukum yang digunakan malah hukum warisan penjajah kafir!

Tenang, Tadz… kok suara Ustad meninggi gitu, ane jadi takut?

Nah itu dia, kita takut sama orang, sama benda, sama intel, sama makhluk! Takut mati, takut kehilangan harta, takut ‘gak dapet jabatan! Mestinya kita takut sama Allah saja. Allah sudah menunjukkan kekuasaan dan kebenaran agama-Nya, kita masih saja enggan menerapkan hukum Allah. Kita masih saja ingkar, tidak mau melaksanakan hukum Allah. Wajar toh, rasional banget, kalau umat Islam berhukum dengan hukum agamanya, dalam berbagai bidang! Kita ini…

Tadz… Tadz…. sebentar…!

Afwan banget, ana jadi emosional begini ya…

Kita bukannya sedang dalam proses ke sana, menegakkan agama Allah?

Benar. Sangat banyak ormas Islam dan lembaga dakwah. Demikian juga da’i atau ustdaz. Bahkan, para ustadz beragam julukannya, bahkan ada ustadz cinta segala…

Kalo Ustadz sendiri julukannya apa?

Ana bukan ustadz malah. Ana nggak ngerasa sebagai ustadz. Ilmu agama ana masih dangkal banget. Ente aja yang bilang ana ustadz…

Oke, lanjutkan, Tadz…!

Apa… lanjutkan musibah dan bencana…. Jangan dong. Mari, ormas Islam, lembaga dakwah, para ustadz, kita bergerak ke arah yang sama, tegaknya dinul Islam. Beda cara, beda teknik dakwah, beda jargon, jangan jadi sumber konflik atau permusuhan antar aktivis. Bermusuhan itu dosa; maksiatnya aktivis yang kadang ‘gak kerasa, karena musuhan sesama Muslim itu melanggar prinsip ukhuwah Islamiyah… Udah dulu deh ya, ana mau makan dulu, takut keburu lapar…!

Lho…?

Makanlah sebelum lapar. Berhentilah sebelum kenyang…!

???

Wallahu a’lam bish-shawabi.

Reblog this post [with Zemanta]

0 coment: